Sabtu, 18 Mei 2013

SEPULUH PRINSIF EKONOMI


PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
1.  ORANG MENGHADAPI TRADE OFF
Ketika setiap orang dihadapkan pada pertukaran (trade off), maka dalam membuat keputusan harus merelakan sesuatu untuk suatu tujuan.
contoh: seorang yang lebih memilih membelikan semua uangnya untuk membeli baju, maka dia harus merelakan kesempatan untuk membeli makanan untuk kebutuhan akan gizinya. NAMUN seseorang tidak boleh mengabaikan kebutuhan akan gizinya demi sebuah penampilan (baju).
Dengan demikian : Trade off yang harus dihadapi sangatlah penting karena semua orang akan dapat mengambil keputusan terbaik jika semua pilihan yang ada dimengerti dengan baik.
2. BIAYA ADALAH APA YANG ANDA KORBANKAN UNTUK MENDAPATKAN SESUATU
Karena semua orang mengahadapi trade off, maka untuk mengambil keputusan kita harus membandingkan biaya dan manfaat dari setiap tindakan yang akan dilakukan.
3. ORANG RASIONAL BERPIKIR PADA BATAS-BATAS
Keputusan dalam hidup jarang ada yang benar-benar hitam ataupun putih, tetapi biasanya berada di daerah abu-abu.
Contoh: Pada saat makan malam kita tidak harus memutuskan untuk berpuasa atau makan serakus babi, namun kita harus memilih apakah kita perlu menambah sesendok nasi atau tidak.
Seperti pada contoh, individu dan perusahaan dapat mengambil keputusan-keputusan yang lebih baik, dengan cara berpikir pada batas-batas. Seorang pengambil keputusan yang rasional akan bertindak, jika dan hanya jika, keuntungan dari tindakan tersebut melebihi biaya marginalnya.
4. ORANG TANGGAP TERHADAP INSENTIF
Karena manusia mengambil keputusan dengan cara membandingkan keuntungan dan biaya, kebiasaan mereka akan berubah jika ada perubahan pada keuntungan atau biayanya.
Contoh: Ketika harga daging sapi naik, orang lebih cenderung membeli daging ayam karena harganya lebih murah. Pada saat bersamaan pengusaha daging sapi akan menjual lebih banyak daging sapi karena dapat keuntungan yang lebih tinggi.
Pembuat kebijakan publik tidak boleh melupakan pentingnya insentif, karena banyak kebijakan yang bisa mengubah biaya atau keuntungan bagi orang-orang, sehingga merubah perilaku mereka. CONTOH: Ketika harga bahan bakar naik,  akan mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum atau mengganti mobil mereka dengan mobil listrik.
Ketika para pembuat kebijakan gagal mempertimbangkan bahwa kebijakan-kebijakan mereka akan berdampak pada perilaku masyarakat terhadap insentif, hasilnya bisa tidak sesuai keinginan. CONTOH: Kebijakan publik yang mengatur keamanan berkendara yang mengharuskan sabuk pengaman disetiap mobil. Namun, suatu penelitian di tahun 1975, ekonom Sam Paltazam menunjukan bahwa aturan tersebut: 1. Mengurangi jumlah kematian per kecelakaan,NAMUN 2. Meningkatkan angka kecelakaan lalu lintas
Nettonya: Sedikit perubahan pada angka kematian pengemudi, Peningkatan pada angka pejalan kaki.
INTINYA Ketika menganalisis kebijakan apapun harus mempertimbangkan tidak hanya pengaruh-pengaruh langsungnya, tetapi juga pengaruh-pengaruh tidak langsung yang timbul akibat adanya insentif, perilaku masyarakat akan ikut berubah.
PRINSIP BAGAIMANA MASYARAKAT DAPAT SALING BERINTERAKSI
5. PERDAGANGAN MENGUNTUNGKAN SEMUA PIHAK
Mudah sekali kita berkesimpulan keliru ketika  menganalisis kompetisi antar negara, perdagangan bukanlah seperti pertandingan olahraga dimana satu pihak menang dan pihak lainnya kalah. Justru sebaliknya, perdagangan antar dua negara akan menguntungkan keduanya. Karena tidak akan lebih diuntungkan jika mengisolasikan diri dari yang lain. Perdagangan membuat semua orang berspesialisasi dalam keahlian mereka, seperti menjahit, memasak atau beternak. begitupun perdagangan antar negara.
6. PASAR ADALAH TEMPAT YANG BAIK UNTUK MENGORGANISASIKAN KEGIATAN EKONOMI
Dalam sebuah perekonomian pasar (market economy), keputusan-keputusan dari suatu perencana terpusat digantikan oleh keputusan-keputusan dari jutaan perusahaan dan rumah tangga. Bgaimanapun juga, dalam perekonomian pasar tidak ada satu pihakpun yang mengaharapkan tercapainya kemakmuran masyarakat seutuhnya. Kendati demikian, walaupun pengambilan keputusan terjadi secara sendiri-sendiri pleh pihak-pihak yang mementingkan diri sendiri, perekonomian pasar telah terbukti sukses dalam mengorganisasikan kegiatan ekonomi yang berhasil meningkatkan kemakmuran bersama.
Ada yang harus diperhatikan dari kemampuan tangan tak tampak dalam memandu kegiatan ekonomi: Ketika pemerintah mencegah harga-harga menyesuaikan diri secara alamiah terhadap permintaan dan penawaran, kemampuan tangan tak tampak untuk mengkoordinasikan jutaan rumah tangga dan perusahaan yang menyusun perekonomian menjadi lumpuh. Hal ini menjelaskan mengapa pajak berdampak buruk pada alokasi sumber-sumber daya. Pajak merusak harga dan merusak keputusan-keputusan perusahaan dan rumah tangga. Hal ini juga menjelaskan dampak buruk berbagai akibat kebijakan yang langsung mengontrol harga.
7. PEMERINTAH TERKADANG MAMPU MENINGKATKAN HASIL-HASIL DARI PASAR
Meskipun pasar adalah tempat yang baik untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi, pasar tidaklah sempurna. Ada dua alasan umum bagi Pemerintah untuk melakukan intervensi di bidang ekonomi : Mendukung efisiensi dan pemerataan. Artinya, kebijakan-kebijakan pemerintah bertujuan untuk memperbesar kue ekonomi atau untuk mengubah cara pembagian kue itu. Tangan tak tampak perlu pemerintah untuk melindunginya.
PRINSIP BAGAIMANA PEREKONOMIAN SECARA KESELURUHAN BEKERJA
8. STANDAR HIDUP SUATU NEGARA BERGANTUNG PADA KEMAMPUANNYA MENGHASILKAN SUATU BARANG.
Standar hidup dapat diakitkan dengan perbedaan produktivitas negara-negara, yaitu besarnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dari satu jam kerja seorang pekerja. Di negara-negara dimana pekerja dapat menghasilkan jumlah barang dan jasa yang banyak persatuan waktu, sebagian besar masyarakatnya menikmati standar hidup  yang tinggi. Begitupun sebaliknya. begitu juga, tingkat pertumbuhan produktivitas suatau negara menentukan  tingkat pendapatan rata-ratanya.
Hubungan produltivitas dan standar hidup punya dampak yang besar dan penting bagi kebijakan publik. Ketika dihadapkan pada pertanyaan bagaimana suatu kebijakan dapat mempengaruhi standar hidup, inti dari pertanyaan itu sebenarnya adalah bagaimana kebijakan tersebut mempengaruhi kemampuan kita untuk menghasilkan barang dan jasa. Untuk meningkatkan standar hidup, para pembuat kebijakan harus meningkatkan standar hidup, para pembuat kebijakan harus meningkatkan produktivitas dengan cara memastikan bahwa para pekerjanya terdidik baik, memiliki peralatan yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa, serta memiliki akses ke teknologi terbaik yang tersedia.
9. HARGA-HARGA MENINGKAT JIKA PEMERINTAH MENCETAK LEBIH BANYAK UANG TERLALU BANYAK.
Apa yang menyebabkan inflasi? Pada hampir tiap kasus tingkat inflasi yang terus menerus dan besar-besaran, penyebabnya biasanya adalah hal yang sama, yaitu pertumbuhan jumlah uang. Ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah yang besar, nilai uang itu sendiri akan turun.
10. MASYARAKAT MENGAHADAPI TRADE OFF JANGKA PENDEK
Para pembuat kebijakan dapat mengeksploitasi trade off jangka pendek antara inflasi dengan pengangguran melalui beragam instrumen kebijakan. DEngan mengubah jumlah anggaran pembelanjaan negara, jumlah nilai pajak bagi pemerintah, dan jumlah uang yang dicetak, para pembuat kebijakan dapat memengaruhi dampak kombinasi inflasi dengan pengangguran yang sedang dialami perekonomian suatu negara.  Karena instrumen-instrumen pembuat kebijakan moneter dan fiskal memiliki kekuatan potensial yang besar, maka bagaimana instrumen-instrumen pembuat kebijakan moneter dan fiskal memiliki kekuatan potensial yang besar, maka bagaimana instrumen-instrumen tersebut dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk mengendalikan perekonomian selalu menjadi topik yang mengundang perdebatan.
sumber:
principles of economics_pengantar ekonomi mikro: N. GREGORY MANKIW

BIAYA PRODUKSI


Konsep Biaya

Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen. 
Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua “beban” yang harus ditanggung Oleh Produsen untuk menghasilkan suatu Produksi. 
biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang / jasa. 
menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan. 
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut: 
1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi 
2. bahan-bahan pembantu atau penolong 
3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur. 
4. penyusutan peralatan produksi 
5. uang modal, sewa 
6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi 
7. biaya pemasaran seperti biaya iklan 
8. pajak 
Biaya Produksi dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 
1. Biaya Eksplisit (biaya nyata) 
Pengeluaran nyata yang dikeluarkan oleh Perusahaan dari kas. 
Contoh: Pembelian bahan baku, gaji tenaga kerja, Pembayaran listrik, dls. 
2. Biaya Implisit (biaya tidak nyata) 
Pengeluaran tidak nyata yang dikeluarkan karena factor-faktor produksi 
tersebut. 
Contoh : biaya penyusutan Alat, dls. 
Sedangkan Teori Biaya produksi menurut jangka waktunya, dibedakan menjadi 2 yakni: 
1. Teori Produksi Jangka Pendek 
Contoh : Peralatan,biaya gaji Administrasi, dls 
2. Teori Produksi Jangka Panjang 
Contoh: Bahan Baku, Upah tenaga Kerja, dls 
  

2.2 Teori Biaya Produksi Jangka Pendek

Sesuai dengan pembahasan pada sub bab sebelumnya mengenai macam – macam biaya produksi menurut periode waktunya, maka berikut ialah pembahasan mengenai teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni: 
§ Biaya Total (Total Cost / TC) 
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya Variabel dan Biaya Tetap. 
TC= TVC + TFC
§ Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC) 
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan. 
Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. 
Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dls. 
TVC= TC-TFC
§ Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC) 
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. 
Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. 
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya penyusutan, dls. 
TFC=TC-TVC
§ Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC) 
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q). 
ATC =TC/Q
Q= jumlah Output yang dihasilkan 
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 
ATC = AVC+AFC
§ Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC) 
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu(Q). 
AVC= TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 
AVC=ATC-AFC
§ Biaya tetap Rata –rata (Average Fixed Cost / AFC) 
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q). 
AFC=TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 
AFC=ATC-AVC
§ Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) 
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output. 
MC=clip_image002[4]
  

1.3 Teori Biaya Produksi Jangka Panjang

Seperti halnya dalam teori biaya produksi jangka pendek, dalam teori biaya produksi jangka panjang juga terdapat teori – teori biaya yakni diantaranya ialah : 
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel. 
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel. 
LTC=∆LVC
Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost) 
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang 
§ Biaya Marjinal jangka panjang 
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit. 
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable. 
Maka, 
LMC=∆LTC/∆Q
Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost) 
∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang 
∆Q= Perubahan Output 
§ Biaya Rata – rata 
Biaya total dibagi Jumlah Output. 
LRAC=LTC/Q
Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost) 
Q = Jumlah output 


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk dapat menghasilkan suatu barang / produksi. Dalam Teori ini, dikenal berbagai macam biaya dan dibedakan menurut jangka waktunya yakni jangka pendek dan jangka panjang. 
Dalam teori jangka pendek maupun jangka panjang dikenal istilah biaya tetap dan biaya variable. 
Biaya tetap ialah Biaya yang besarnya tidak tergantung pada hasil Produksi, artinya biaya tetap dikeluarkan dengan jumlah sama meskipun hasil produksi mengalami penurunan. 
Sedangkan Biaya Variabel ialah Biaya yang besarnya berubah-ubah mengikuti tingkat produksi, artinya biaya ini akan semakin banyak dikeluarkan apabila produksi yang dihasilkan semakin meningkat. 
Pada Teori biaya Produksi Periode Jangka Panjang semua biaya bersifat Variabel (berubah-ubah). Sedangkan pada periode Jangka Pendek biaya bersifat tetap ( tidak berubah). Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa biaya tetap pada periode jangka pendek juga akan mengalami perubahan. Tentu hal ini dikarenakan Faktor – factor tertentu yang harus menambah biaya tersebut. Misalkan dalam suatu usaha perkembangan dari usaha tersebut sangat maju dan oleh karena itu diperlukan tambahan peralatan untuk menunjang hasil produksi tersebut. Maka tambahan biaya tetap dalam jangka waktu tersebut memang harus dikeluarkan.